Month: December 2019

ALAT MUSIK TRADISIONAL PROVINSI KALIMANTAN

ALAT MUSIK TRADISIONAL PROVINSI KALIMANTAN – Kalimantan merupakan salah satu kepulauan yang berada di utara Pulau Jawa. Pulau yang kaya akan keanekaragaman hayati tersebut ternyata memiliki ribuan budaya dan kesenian yang berasal dari berbagai macam suku di dalamnya. Bahkan, pula yang juga dilewati oleh garis khatulistiwa ini masih melestarikan sebagian besar budaya dan kesenian yang dimilikinya.

Alat musik menjadi salah satu kesenian yang hingga saat ini masih tetap dimainkan dan dilestarikan. Anda bisa menemukan berbagai macam alat musik Kalimantan yang sangat ikonik. Tentu saja, beberapa provinsi yang ada di Kalimantan memiliki jenis alat musik yang berbeda satu dengan lainnya. poker 99

Berikut ini akan dijelaskan mengenai berbagai macam alat musik yang berasal dari tiap-tiap provinsi yang ada di Kalimantan. www.americannamedaycalendar.com

1. Katambung

ALAT MUSIK TRADISIONAL KALIMANTAN

Katambung adalah alat musik dari Kalimantan Tengah yang memiliki bentuk hampir mirip dengan Tifa. Alat musik perkusi tersebut berbentuk seperti gendang akan tetapi lebih ramping dengan panjang sekitar 75 cm.

Alat musik Kalimantan yang berasal dari Suku Dayak tersebut sudah ada sejak dahulu kala. Katambung digunakan untuk beberapa upacara adat besar seperti upacara Gawi Belom dan upacara Gawi Matey.

Ternyata, penggunaan Katambung berbeda di setiap acara. Untuk acara Gawi Matey, Katambung akan dimainkan pada saat upacara kematian dengan suasananya yang sangat hening.

Sedangkan, pada Upacara Gawi Belom alat musik tradisional satu ini digunakan untuk menyambut para tamu yang datang.

2. Japen

ALAT MUSIK TRADISIONAL KALIMANTAN

Selanjutnya ada Japen. Bagi masyarakat Kalimantan Tengah sendiri, alat musik tersebut sangat populer. Japen yang berbentuk seperti gitar dan mempunyai dawai tersebut dimainkan dengan cara dipetik agar bisa menghasilkan suara yang indah.

Japen juga dilengkapi dengan ukiran yang indah, sehingga membuat alat musik tersebut tampak sangat khas. Meski bentuknya hampir mirip seperti gitar, namun alat musik tersebut menghasilkan nada yang unik. Nada-nada yang dihasilkan dari alat musik Japen hampir mirip dengan Kecapi.

3. Garantung

Berikutnya ada Garantung yang menjadi alat musik asli Suku Dayak. Alat musik idiophone tersebut dibuat dari beberapa campuran logam seperti kuningan dan perunggu. Mungkin, jika Anda melihatnya secara sekilas, Garantung memiliki bentuk yang hampir mirip dengan salah satu alat musik yang ada pada Gamelan jawa.

Akan tetapi, suara yang dihasilkan oleh Garantung ini berbeda dan lebih khas. Untuk bisa menghasilkan suara dari alat musik  tersebut, Garantung dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul yang salah satu ujungnya dililit dengan menggunakan kain.

 4. Kintung

Kintung adalah sebuah alat musik yang dibuat dari bambu. Bentuknya yang hampir mirip dengan alat musik khas Jawa Barat, yaitu angklung tersebut membuatnya menjadi lebih mudah dikenal oleh masyarakat luas.

Bunyi yang dihasilkan oleh alat musik Kintung satu ini ternyata dapat diatur. Hal tersebut karena ada bagian yang disebut dengan “rautan atau serutan”. Semakin ke atas, pegangan dari rautan akan semakin kecil.

5. Kalang Kupak

Kalang Kupak adalah alat musik Kalimantan berikutnya yang berasal dari Suku Bukit. Alat musik tradisional tersebut juga disebut dengan Salung oleh masyarakat Suku Dayak Maanyan. Fungsi dari alat musik yang satu ini ialah untuk menghibur para petani yang sedang bekerja dan untuk mengusir para binatang.

Sama seperti beberapa jenis alat musik tradisional lainnya. Kalang Kupak terbuat dari bambu. Akan tetapi, bambu yang dipilih bukanlah bambu sembarangan. Bambu tersebut merupakan bambu tipis yang bisa menghasilkan suara yang unik.

6. Kalampat

Selanjutnya ada Kalampat yang menjadi salah satu alat musik asal Kalimantan Selatan. Alat musik yang terbuat dari batang batung (jenis bambu yang lebih tebal dan memiliki diameter lebih besar). Alat musik yang satu ini hampir mirip dengan Gendang, akan tetapi hanya memiliki satu kepala saja.

Kalampat akan dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan alat pemukul yang terbuat dari rotan. Selain itu, alat musik yang satu ini juga hanya dimainkan pada beberapa upacara adat seperti panen padi (Bawanang) dan beberapa upacara adat lainnya.

7. Jatung Adau

Yang pertama ada Jatung Adau. Alat musik yang juga dikenal dengan nama Tuwung, Tubung dan Prahil tersebut berasal dari Suku Dayak Kenyal. Jatung Adau dimainkan dengan cara dipukul pada bagian selaput atau kulitnya.

Alat musik tersebut memiliki diameter sebesar 45 cm. Sedangkan pada bagian ekornya alat musik tersebut memiliki ukuran 22 cm hingga 25 cm. Bahkan, panjangnya sendiri bisa mencapai 250 cm.

8. Gening

Di dalam Suku Dayak, “Gening” memiliki arti “Bunyi”. Gening terdiri atas 8 buah alat musik yang dimainkan oleh beberapa orang. Bahkan, ada pula yang memainkan alat musik satu ini hingga berjumlah 12 buah. Mulanya, Gening merupakan alat musik yang terbuat dari kayu. Akan tetapi, kini banyak pula ditemukan Gening yang terbuat dari logam.

9. Gemer/Gimar

Gemer atau yang juga disebut dengan Gimar merupakan salah satu alat musik Kalimantan yang dimainkan dengan cara dipukul. Sama seperti Gendang, Gemer adalah alat musik yang terbuat dari kayu dan dilubangi pada bagian tengahnya. Kemudian, alat musik tersebut ditutup dengan menggunakan kulit binatang sebagai tempat untuk memukul.

Untuk memainkan alat musik yang satu ini yaitu menggunakan tangan dan memakai teknik tertentu. Gemer sering digunakan untuk mengiringi suatu upacara adat tertentu.

Itulah beberapa alat musik Kalimantan yang berasal dari berbagai macam daerah. Banyaknya alat musik yang dimiliki oleh Kalimantan membuat kekayaan Indonesia menjadi lebih beragam. Nah, tugas kita sebagai generasi bangsa ialah melestarikan berbagai macam kekayaan budaya dan kesenian yang dimiliki oleh negara ini.

ALAT MUSIK TRADISIONAL KHAS DI PROVINSI BALI

ALAT MUSIK TRADISIONAL KHAS DI PROVINSI BALI – Bukan hanya saja terkenal dengan destinasi keindahan tempat wisatanya, bali juga memiliki sejarah yang menarik terkait alat musik Bali yang tradisional. Pulau yang identik dengan pantai, nuansa Hindu, dan budaya mistisnya yang kental ini mempunyai beragam alat musik tradisional asli dan langka.

Tak jarang banyak turis lokal ataupun mancanegara sengaja datang di Bali hanya untuk berburu instrumen musik tradisional ini. Paling banyak dari mereka membeli alat musik tersebut untuk digunakan sebagai cinderamata.  Untuk informasi lebih lengkapnya, simak tentang sejarah seni dan alat musik bali, berikut ini : https://www.americannamedaycalendar.com/

Perkembangan Alat Musik Bali

Seni musik adalah bagian integral bagi kehidupan warga Kota Denpasar terutama warga Hindu  di Bali. Musik telah dianggap sebagai tradisi karena diwariskan dari generasi ke generasi serta sifatnya yang juga fungsional dan berkaitan dengan falsafah dan pandangan hidup  masyarakat Bali. poker99

Bentuk-bentuk musik tradisional yang hidup dan berkembang di Kota Denpasar diperkirakan telah muncul mulai pada masa Bali Kuno yaitu abad ke-8 hingga ke-14 Masehi. Sedangkan musik golongan madya muncul dan berkembang pada masa Bali Madya yaitu abad ke-15 hingga ke-19.

Dan terakhir musik golongan baru yang lahir pada masa Bali baru yaitu abad ke-20 hingga sekarang. Bentuk-bentuk alat musik di Bali telah tersebar di empat wilayah kecamatan di Bali yaitu Kecamatan Denpasar Barat, Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan Denpasar Selatan, dan Kecamatan Denpasar Utara.

Alat musik golongan tua yang ada di Kota Denpasar antara lain Gambang, Angklung, Gender Wayang, dan ­­Gong Bhari yang diperkirakan muncul tahun 835 Caka atau tahun 913 Masehi dibuktikan dengan adanya  nama bheri  pada prasasti Blanjong.

Macam-Macam Alat Musik Bali

Alat musik bali sebenarnya memiliki beberapa kesamaan dengan alat musik tradisional dari daerah-daerah lainnya di Indonesia. Sebagai contoh adalah alat musik gamelan, beberapa daerah lain juga memiliki alat musik tabuh ini. Namun, terdapat kekhasan dalam teknik untuk memainkan dengan gubahannya. Berikut ini 6 macam alat musik tradisional bali :

1. Genggong Bali

Alat musik Genggong adalah alat musik bali dimana salah satu instrumen getarnya cukup unik. Suara yang ditimbulkan alat musik ini menimbulkan keunikan tersendiri bagi pendengarnya. Selain itu, keunikan lainnya pada Genggong ini yaitu cara memainkannya yaitu dengan memanfaatkan rongga mulut orang untuk membunyikan alat ini sebagai resonator.

Genggong dibunyikan dengan cara mengulum (yanggem) di bagian yang disebut “palayah”nya. Jari tangan kiri memegang ujung alat sebelah kiri sedangkan tangan kanan menggenggam tangkai bambu kecil terhubung dengan tali benang dan ujung alat di sebelah kanan. Kegunaan alat musik ini sebenarnya hanya digunakan sebagai sarana hiburan, seperti acara pernikahan atau pesta lainnya.

2.Pereret Bali

ALAT MUSIK TRADISIONAL KHAS BALI

Alat musik Bali yang kedua ini disebut dengan nama Pereret. Alat musik sejenis trompet ini terbuat dari bahan kayu yang dibentuk sedemikian rupa dan berubah menjadi trompet. Sejarahnya alat musik ini dikenal masyrakat dengan sebutan pengasih asih karena sering digunakan perjaka untuk menarik hati wanita.

Alat musik yang digunakan untuk mengiringi kesenian Sewo Gati ini masih dilestarikan. Hingga saat ini sudah banyak alat musik Pereret yang dibuat di daerah Jembrana, Bali. Cara memainkannya pun cukup mudah, tinggal di tiup, maka saat itulah akan keluar bunyi yang dapat menawan hati.

3.Ceng-Ceng Bali

Alat musik bali yang ketiga adalah Ceng-ceng. Berdasarkan beberapa informasi alat musik Ceng-ceng ini menjadi bagian penting dari seperangkat alat musik gamelan Bali. Ceng-ceng berasal dari enam buah logam bundar di bagian bawah dan dua logam bundar di atasnya.

Bentuk alat musik ini seperti kura-kura, dimana berdasarkan kebudayaan Bali, kura-kura mengandung nilai magis yang kuat. Untuk memainkan alat musik tradisional ini tidak terlalu sulit, cukup dengan memukulkan bagian tembaga bundar di atasnya dengan bagian bundar yang di bagian bawah.

4.Rindik Bali

ALAT MUSIK TRADISIONAL KHAS BALI

Alat musik Rindik adalah salah satu alat musik yang terbuat dari bambu dengan bernada Selendro yang dimainkan dengan cara dipukul. Atau dengan kata lain, Rindik adalah angklungnya masyarakat Bali.  Alat musik ini dapat dimainkan oleh 2 hingga 5 orang yang masing-masing memiliki peran. Terdapat beberapa orang yang menabuh Rindik dan sebagian berfungsi di Seruling ataupun Gong pulu.

Awalnya alat musik ini dimanfaatkan sebagai alat penghibur para petani di sawah. Namun, seiringnya waktu, rindik digunakan sebagai musik pengiring hiburan rakyat ‘Joged Bumbung ‘. Hingga kini rindik juga dapat digunakan sebagai pelengkap untuk acara pernikahan/resepsi dan juga untuk menyambut tamu.

5.Gamelan Bali

Alat musik Gamelan Bali adalah salah satu alat musik gamelan tradisional khas dari Denpasar, Bali. Gamelan Bali memiliki perbedaan dengan alat musik gamelan dari beberapa daerah lainnya. Gamela biasanya digunakan sebagai pengiring suatu pertunjukan kesenian di Bali serta dalam beberapa acara yang sifatnya sakral.

Perkembangan zaman yang telah modern, tetapi Gamelan Bali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Bali. Sesuai dengan fungsinya, Gamelan Bali sering sekali digunakan untuk mengiringi upacara keagamaan serta beberapa hiburan.

6.Gong Bali

Gong adalah adalat musik bali yang telah digunakan sudah sejak abad ke 13 dan ke 14. Dimana dalam penggambaran alat musik ini terdapat dalam kuil-kuil di Kerajaan Hindu. Terdapat keterkaitan antara sejarah dengan kemunculan alat musik gong di Bali.

Alat musik bali Gong ini terbuat dari logam yang dimainkan dengan cara dipukul tepat dibagian tengahnya yang terdapat tonjolan. Selain itu, alat musik ini juga mempunyai beberapa macam variasi dalam hal bentuk dan bunyi yang dihasilkan alat musik gong ini.

ALAT MUSIK TRADISIONAL PROVINSI JAWA BARAT

ALAT MUSIK TRADISIONAL PROVINSI JAWA BARAT – Provinsi Jawa Barat sangat terkenal dengan segala macam kebudayaannya. Seperti wayang golek, tari jaipong, rampak gendang, dan masih banyak lagi. Semua kebudayaan Jawa Barat tentu saja juga diiringi oleh lantunan musik yang dimainkan dengan alat musik tradisional.

Nah, agar wawasan kamu bertambah, BukaReview akan memberikan daftar 10 alat musik tradisional Jawa Barat yang mungkin kamu belum tahu. Apa saja? Simak penuturannya di bawah. www.mrchensjackson.com

1. Rebab

Siapa yang menyangka jika ternyata alat musik tradisional Jawa Barat yang satu ini sudah dikenal sejak abad ke-9 masehi. Menurut sejarah, rebab dibawa oleh para pedagang Timur Tengah yang berlayar ke Indonesia.

Pada awal kemunculannya, rebab adalah alat musik tradisional berbahan dasar tembaga dan memiliki tiga buah senar atau dawai. Namun, lama kelamaan Rebab berubah dengan menggunakan bahan dasar kayu dan berbentuk seperti busur panah.

Rebab termasuk alat musik tradisional yang digesek. Cara memainkannya seperti memainkan alat musik biola. pokerasia

2. Suling

Tentu kamu sudah tidak asing lagi dengan alat musik tradisional Jawa Barat yang bernama suling. Suling merupakan alat musik tradisional yang ditiup, terbuat dari bahan dasar kayu atau bambu. Suling memiliki lubang untuk mengatur nada. Jumlah lubangnya juga bervariasi, dari empat sampai delapan lubang, tergantung dengan kebutuhan lagu.

Dalam musik daerah Jawa Barat, suling yang biasanya digunakan adalah suling yang memiliki empat buah lubang. Peran yang dimainkan suling adalah memberikan melodi pada lantunan lagu tradisional.

3.Karinding

Alat musik tradisional Jawa Barat yang satu ini tergolong unik. Cara memainkan karinding adalah dengan meletakannya di bibir, kemudian tepuk bagian pemukulnya supaya tercipta resonansi suara. Suara karinding muncul dari pergesekan pegangan dan ujung jari yang ditepuk-tepuk.

Biasanya karinding terbuat dari bambu, namun ada juga karinding yang dibuat dari pelepah pohon aren. Karinding yang dibuat dari bambu dipakai oleh perempuan, sedangkan yang terbuat pohon aren digunakan oleh pemain laki-laki.

Karinding biasanya digunakan sebagai alat pengusir hama di sawah.

4. Calung

Jika dilihat sekilas, calung memiliki bentuk yang tidak berbeda jauh dengan alat musik tradisional Jawa Barat lainnya, angklung. Biasanya bahan yang digunakan untuk membuat calung adalah bambu jenis awi wulung, atau lebih dikenal dengan nama bambu hitam. Namun tidak sedikit juga yang menggunakan bambu ater sebagai bahan dasar pembuatan alat musik daerah Jawa Barat ini.

Calung tergolong ke dalam alat musik tradisional yang dipukul. Cara memainkannya bergantung pada jenis calungnya, yaitu calung rantay dan calung jinjing. Untuk calung rantay, kamu harus memukulnya dengan dua tangan dengan posisi duduk bersila. Sedangkan untuk calung jinjing, kamu bisa memainkannya dengan menggunakan tangan kanan saja, dan tangan kiri untuk memegang alat musik tradisional tersebut.

5.Angklung

Angklung sudah pasti alat musik tradisional Jawa Barat yang tidak asing lagi untuk kamu. Angklung merupakan alat musik tradisional yang multitonal atau bernada ganda. Alat musik ini terbuat dari bambu yang dipotong ujungnya dan dibunyikan dengan menggoyangkannya.

Suara yang dihasilkan alat musik tradisional Jawa Barat angklung adalah dari benturan badan bambu sehingga menghasilkan bebunyian yang memiliki nada-nada. Alat musik tradisional Jawa Barat ini tergolong dalam alat musik idiofon, yang maksudnya menghasilkan suara dari getaran keseluruhan alat musik itu sendiri.

6. Tarawangsa

ALAT MUSIK TRADISIONAL JAWA BARAT

Sama seperti rebab, tarawangsa juga alat musik tradisional Jawa Barat yang memiliki bentuk sangat mirip dengan biola. Yang membedakan tarawangsa dan rebab adalah jumlah dawai. Tarawangsa hanya memiliki dua buah dawai, sedangkan rebab tiga buah. Dari dua dawai yang dimiliki tarawangsa, hanya satu saja yang bisa dibunyikan dengan cara digesek. Selebihnya dawai tersebut dipetik dengan jari telunjuk tangan kiri untuk mendapatkan bunyi.

Tarawangsa dikenal sebagai sebagai alat musik daerah yang sering dimainkan dengan iringan alat musik sejenis kecapi yang biasa disebut Jentreng.

7.Kecapi

Kecapi merupakan alat musik tradisional Jawa Barat yang memegang peranan penting dalam tembang Sunda. Jika dilihat fungsinya, kecapi dimainkan menjadi dua bagian dalam mengiringi musik tradisional Sunda, yaitu kecapi induk dan kecapi anak.

Kecapi induk berperan untuk memulai musik, menentukan tempo, dan kecapi yang digunakan memiliki 18 – 20 buah dawai. Lalu kecapi anak berperang mengiringi musik dengan frekuensi tinggi. Dawai yang digunakan pun lebih sedikit, hanya 15 buah.

8.Arumba

Arumba adalah ensemble atau gabungan beberapa alat musik yang berbahan dasar bambu. Pada akhirnya, arumba berkembang menjadi sebuah musikal dan jenis musik tersendiri. Alat musik tradisional arumba terbuat dari bambu pilihan seperti awi temen, tali dan wulung (bambu hitam).

9.Jengklong

Alat musik tradisional Jawa Barat yang berikutnya adalah jenglong. Kamu mungkin tidak terlalu familiar dengan alat musik ini, namun jenglong memiliki peran sebagai kerangka lagu dan alat musik untuk membuat suara dasar.

Kamu bisa memainkan jenglong dengan cara dipukul dengan menggunakan pemukul khusus. Pemukul alat musik jenglong biasanya dilapis dengan rajutan benang atau bahan wol untuk membuatnya menjadi empuk.

10.Celempung

ALAT MUSIK TRADISIONAL JAWA BARAT

Alat musik tradisional Jawa Barat yang terakhir adalah celempung. Celempung terbuat dari kulit bambu dengan memanfaatkan resonansi yang ada dalam ruas batang bambu untuk menghasilkan suara.

Satu senar celempung disetel dengan menggunakan nada pelog, dan satunya lagi disetel dengan nada slendro. Instrumen Gamelan Siteran menggunakan celempung dan siter sebagai ciri khasnya.

Itulah 10 alat musik tradisional Jawa Barat. Semoga dengan mengenalinya, kita jadi bisa terus melestarikan kebudayaan asli Indonesia.

ALAT MUSIK TRADISIONAL SASANDO DARI PROVINSI NTT

ALAT MUSIK TRADISIONAL SASANDO DARI PROVINSI NTT – Di Indonesia terdapat berbagai macam alat musik daerah. Salah satu alat musik tradisional daerah yang cukup terkenal ialah sasando. Alat musik sasando berasal dari kebudayaan Rote, Nusa Tenggara Timur.

Masyarakat Rote biasanya menyebutnya (Sasandu), maksudnya yaitu alat yang berbunyi atau bergetar. Dalam bahasa Kupang sering disebut juga sasando. Alat musik berdawai ini dapat dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari-jemari tangan kita. Berdasarkan cerita yang ada, alat musik sasando telah digunakan oleh kalangan masyarakat Rote semenjak abad ke-7. https://www.mrchensjackson.com/

Sasando dibuat dengan bahan utama yaitu bambu yang berntuk sebuah tabung yang panjang. Kemudian pada bagian tengah, melingkar dari bawah ke atas yang dipasang penyangga atau ganjalan (dalam bahasa rote yang bernama senda) sebagai tempat bertumpunya dawai atau senar yang direntang mengelilingi tabung bambu. poker asia

Pada setiap petikan dawai ataupun senar, senda ini akan mengeluarkan nada yang berbeda-beda. Awalnya, alat untuk menyentam dawai yang terbuat dari bahan kayu. Caranya dengan memutar alat penyetam tersebut lalu diketok untuk mengatur nada yang sesuai. Selanjutnya tabung sasando tersebut diletakkan dalam sebuah haik. Haik adalah sebuah anyaman dari daun lontar yang digunakan sebagai wadah dari sasando. Fungsi dari haik sebagai resosansi alat musik sasando.

Sejarah Alat Musik Sasando

ALAT MUSIK TRADISIONAL SASANDO

Berdasarkan cerita di masyarkat yang ada, alat musik sasando ini telah ada sejak Pulau Rote masih menjadi bagian kerajaan di wilayah tersebut. Konon sasandi ini merupakan sebuah hadiah untuk diberikan kepada seorang puteri raja yang menginginkan sebuah alat musik dengan suara yang merdu.

Alkisah ada seorang pemuda bernama Sangguana sedang mendapatkan musibah saat ia sedang pergi melaut. Sangguana terdampar di sebuah Pulau Ndana. Mengetahui ada seseorang tidak dikenal terdampar di wilayah mereka, penduduk setempat pun membawa Sangguan ke hadapan sang raja.

Selama berada di istana, Sangguana menunjukkan bakat seni luar biasa yang dimilikinya sampai-sampai ia pun diizinkan untuk tetap tinggal oleh sang raja. Semakin hari, bakat seni yang dimilikinya semakin berkembang dan membuat hati sang Putri raja terpikat dengan keahlian yang dimilikinya tersebut.

Hingga pada sebuah kesempatan Sangguana diminta oleh Putri untuk menciptakannya sebuah alat musik yang belum pernah ada dan belum pernah juga dimainkan oleh orang lain. Tidak keberatan, Sangguana pun menyanggupi permintaan sang Puteri raja tersebut. Kemudian pada suatu malam Sangguana bermimpi menciptakan sebuah alat musik yang memiliki bentuk sangat indah dan saat dimainkan alat tersebut dapatmenciptakan suara yang sangat merdu.

Dari sebuah mimpi tentang alat musik tersebutlah Sangguana mendapatkan sebuah inspirasi dan  kemudian membuat alat musik sesuai dengan mimpinya. Sebuah alat musik terbuat dari bilahan bambu dan daun lontar yang belum pernah ada sebelumnya pun berhasil diciptakan oleh Sangguana.

Sebuah alat musik hasil ciptaanya tersebut diberi nama “Sandu”. Kemudain Sangguana memainkan alat musik tersebut di hadapan sang Putri dengan memainkan sebuah lagu berjudul “ Sari Sandu”. Sang Putri terlihat sangat menikamati lagu yang dimainkan oleh Sangguana.

Akhirnya alat musik ciptaannya tersebut diberikan kepada sang Putri Raja sebagai bentuk hadiah. Kemudian Putri memberi nama alat musik tersebut dengan nama Depo Hitu yang maksudnya adalah dalam sekali petikan, tujuh dawai dapat bergetar sekaligus.

Jenis -Jenis Alat Musik Sasando

ALAT MUSIK TRADISIONAL SASANDO

Dahulu jenis alat musik Sasando dapat dibedakan berdasarkan dari dawai yang dimiliknya. Misalnya seperti Sasando Engkel yang mempunyai 28 dawai, Sasando Dobel yang mempunyai 56 sampai 84 dawai, ataupun jenis Sasando Biola yang secara umun dapat kita jumpai. Pada saat ini terdapat banyak sekali jenis atau varian dari alat musik Sasando. Bahkan telah banyak juga dipasaran Sasando elektrik yang terbuat dari bahan yang lebih kuat. Tujuan dari pembatan Sasando dengan jenis ini pastinya sebagai langkah untuk tetap dapat melestarikan alat musik tradisional Sasando agar dapat berkembang lebih jauh lagi

INILAH ALAT – ALAT MUSIK TRADISIONAL PAPUA BARAT

INILAH ALAT – ALAT MUSIK TRADISIONAL PAPUA BARAT – Mendengar nama Papua pasti terlintas dibenak Anda pasti yang terlintas di benak Anda adalah gunung emas yang dimilikinya. Namun, selain memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, Papua juga memiliki kekayaan budaya dan kesenian yang sampai saat ini masih bisa ditemukan.

Ada beberapa budaya dan kesenian yang dimiliki oleh Papua yang banyak dikenal oleh masyarakat luas hingga ke mancanegara. Anda pasti tidak asing lagi dengan tari-tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat Papua.

Nah, biasanya tari-tarian dan adat istiadat Papua diiringi dengan musik yang dimainkan dari alat musik tradisional. Ada banyak alat musik Papua yang digunakan untuk mengiringi berbagai macam upacara adat.

Karena masyarakat Papua sangat menjunjung tinggi peninggalan nenek moyangnya, tak heran jika berbagai macam alat musik Papua tersebut sampai saat ini masih ada dan tetap dilestarikan. Kira-kira, apa saja alat musik dari Papua? Pertanyaan tersebut bisa Anda jawab dengan membaca penjelasan di bawah ini. idnpoker

1. Fuu

ALAT MUSIK TRADISIONAL PAPUA BARAT

Berikutnya ada Fuu yang merupakan alat musik Papua yang terbuat dari kayu dan bambu. Fuu digunakan untuk mengiringi suatu tarian tertentu. Tak hanya itu saja, bahkan alat musik tradisional tersebut juga digunakan untuk mengumpulkan suatu penduduk dari suku tertentu. www.benchwarmerscoffee.com

Fuu hingga sekarang masih digunakan oleh Suku Asmat, yakni sebuah suku yang ada di pedalaman Papua, Kabupaten Merauke, Papua. Dapat dikatakan bahwa bentuk dari alat musik Fuu ini merupakan perpaduan dari tabung dan suling.

Bentuknya yang gempal serta memiliki lubang pada bagian ujungnya membuat Fuu tampak lebih unik. Alat musik tersebut dimainkan dengan beberapa alat musik tradisional lainnya seperti Tifa ataupun Kelambu.

Masih ada banyak lagi alat musik Papua yang bisa Anda pelajari. Ya, meskipun sebagian daerah yang ada di Papua tidak terjamah dengan teknologi yang modern, namun berbagai macam kebudayaan serta kesenian yang ada di sana hingga saat ini masih saja dilestarikan.

2. Kerombi/Krombi

Krombi atau yang juga disebut dengan Kerombi, merupakan alat musik Papua yang berasal dari Suku Tehit, Papua. Alat musik tersebut terbuat dari bambu dan biasa digunakan untuk tarian pada upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Untuk memainkan Krombi ini harus menggunakan kayu kecil. Agar bisa menimbulkan suara dan irama yang diinginkan, Krombi dimainkan dengan cara dipukul.

Biasanya, Krombi akan dimainkan dengan beberapa alat musik tradisional lainnya seperti nailavos, piko, karapra dan fu akuika. Anda bisa menemukan alat musik tradisional tersebut di Kampung Seremuk, Sorong Selatan Provinsi Papua.

3. Paar dan Kee

Dapat dikatakan bahwa Paar dan Kee seperti sepasang surat dan perangko yang tidak bisa dipisahkan. Paar sendiri terbuat dari sebuah labu dan Kee terbuat dari tulang burung Kasuari.

Ada yang unik dari alat musik tersebut, dimana Paar dan Kee biasa digunakan sebagai penutup alat kelamin laki-laki. Akan tetapi. Alat musik tersebut juga digunakan di beberapa pesta adat untuk memeriahkan sebuah acara.

Orang yang menggunakan paar dan kee ini akan menari dan melompat – lomba sehingga kedua benda tersebut akan saling bersentuhan dan menimbulkan suara dan irama yang indah. Alat musik tradisional Paar dan Kee ini berasal dari Suku Waris yang berada di kabupaten Keerom

4. Pikon

ALAT MUSIK TRADISIONAL PAPUA BARAT

Alat musik tradisional Papua selanjutnya adalah Pikon. Pikon ini berasal dari Pikonane yang menurut bahasa Baliem memiliki arti bunyi. Saat ini, Pikon lebih sering dimainkan oleh salah satu suku pedalaman yakni Suku Dani. Dalam kesehariannya, Pikon dimainkan oleh laki-laki.

Meski Pikon banyak disebut sebagai alat musik, akan tetapi suara yang dihasilkan oleh Pikon tidak seperti alat musik pada umumnya. Dimana, suara yang dihasilkan dari Pikon cukup mengganggu (sumbang) jika Anda tidak terbiasa mendengarnya.

Pikon biasa digunakan saat waktu senggang. Tak hanya itu, banyak juga yang memainkan alat musik ini selepas berburu atau setelah lelah bekerja seharian. Para lelaki akan memainkan Pikon di honai (rumah adat Papua yang berbentuk kerucut dan terbuat dari jerami atau ilalang). Mereka akan berkumpul bersama dan memainkan alat musik tersebut secara bersama-sama.

5.Tifa

Pastinya Anda sudah tidak asing dengan alat musik yang satu ini bukan? Ya, Tifa merupakan salah satu alat musik asal Papua yang banyak dikenal oleh masyarakat luas. Alat musik tersebut dimainkan dengan cara dipukul. Tifa merupakan alat musik tradisional yang memiliki bentuk hampir mirip dengan gendang. Bahkan, teknik untuk memainkan alat musik yang satu ini pun hampir sama.

Alat musik Papua  ini dibuat dari sebongkah kayu yang dilubangi pada bagian dalamnya. Kemudian, pada salah satu sisi Tifa ditutup dengan menggunakan kulit rusa yang sudah dikeringkan. Hal itulah yang nantinya akan menghasilkan suara yang indah.

Akan tetapi, tidak semua Tifa dibuat dengan menggunakan kulit rusa. Ada juga yang menggunakan kulit hewan lain untuk menutup salah satu sisi dari alat musik Tifa. Terdapat berbagai macam jenis Tifa yang bisa ditemukan, yakni Tifa Bas, Tifa Jekir Potong, Tifa Potong, Tifa Dasar dan Tifa Jekir.

Masyarakat Papua menggunakan alat musik tradisional yang satu ini sebagai iring-iringan lagu saat berdansa disertai dengan menggunakan api unggun ataupun yang lainnya. Akan tetapi, pada zaman dahulu Tifa digunakan untuk berperang.

6. Triton

Alat musik Papua yang keenam ada Triton. Triton adalah alat musik yang terbuat dari cangkang kerang. Nama dari alat musik tersebut berasal dari nama sebuah pulau yang katanya memiliki keindahan alam yang jauh lebih indah daripada Raja Ampat.

Alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup tersebut ternyata tidak dibuat seperti pada beberapa alat musik lainnya. Akan tetapi, Anda bisa menemukan Triton dengan mudah di beberapa pesisir pantai seperti Kepulauan Raja Ampat, Wondama, Nabire, Waropen, Yapen dan Biak.

Alat musik tersebut merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Papua Barat. Dahulunya, Triton digunakan untuk sarana komunikasi dan memanggil bantuan. Namun saat ini Triton digunakan untuk kepentingan hiburan saja.

7. Yi

Di beberapa daerah, Yi lebih dikenal dengan suling. Namun, bentuk suling yang dimiliki oleh masyarakat Papua tersebut berbeda dengan bentuk suling dari daerah lain. Yi digunakan oleh masyarakat Papua sebagai pengiring berbagai macam tari-tarian daerah. Tak hanya itu, Yi ternyata juga digunakan untuk mengumpulkan penduduk.

Alat musik yang berasal dari Papua Barat tersebut memiliki nama yang sederhana. Meski demikian, suara yang dihasilkan cukuplah unik. Bentuk unik dari Yi ini sangat mudah untuk dikenali. Dimana, Yi memiliki bentuk yang gempal dengan warna coklat tua. Meski masyarakat Papua masih menggunakan alat musik tradisional ini, akan tetapi Yi sulit untuk ditemukan.

ALAT MUSIK TRADISIONAL DI PROVINSI BANTEN

ALAT MUSIK TRADISIONAL DI PROVINSI BANTEN – Banten adalah sebuah provinsi yang terletak berada pada bagian ujung barat pulau Jawa dan bagian dari sebuah provisi Jawa barat yang akhirnya menjadi pemekaran tahun 2.000.

Banten mempunyai tempat rekseasi sebagai tujuan wisata untuk Anda berekreasi bersama sanak keluarga seperti Taman Nasional Ujung Kulon, yang merupakan lokasi konversi alam yang sudah terkenal. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Selain dari segi keindahan alam, Banten juga mempunyai potensi kearifan lokal dengan adanya beberapa kesenian seperti tari topeng, debus, lonjor dan lain – lain.

Inilah beberapa nama alat musik tradisional banten yang perlu diketehaui.

1. Bedug

Bedug merupakan sebuah alat musik yang bentuknya seperti gendang tetapi memiliki ukuran yang lebih besar. Fungsi bedug sebelumnya sebagai alat komunikasi tradisional seperti saat akan adanya kumandang adzan, hampir pada setiap daerah memakai alat musik tradisional ini.

Selain fungsi yang diatas bedug juga digunanakan sebagai alat untuk memanggil warga atau isyarat yang lainnya, seperti tanda bahaya atau semacamnya.

Bedug dibuat dengan sepotong batang kayu yang mempunyai ukuran lumayan besar (sekitar 1 m atau lebih) dan di bagian tengahnya diberi lubang seperti bentuk tabung. Ujungnya yang terlihat lebih besar yang telah dilubangi tersebut nanti akan ditutup memakai kulit binatang yang kegunaannya untuk membranngya dan tempat pemain menabuh. idn poker

Suara bedug mampu menggetarkan raga, suaranya bernada rendah namun terdengar sampai jarak yang lumayan jauh.

Ujung batang yang mempunyai ukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang kegunaannya untuk membran atau selaput gendang. Bila dipukul atau ditabuh, bedug menghasilkan suara berat, bernada khas, rendah, namun terdengar sampai jarak yang jauh.

Di daerah tertentu ada kompetisi bedug yang menarik untuk dilihat, Salah satu bedug terbear yang ada di dunia terdapat pada Masjid Darul Mutaqien yang berada di Purwokerto.

2. Angklung Buhun

ALAT MUSIK TRADISIONAL BANTEN

Angklung Buhun merupakan alat musik tradisional Banten atau lebih tepatnya anda bisa menyebutnya Angklungnya suku Baduy masyarakat suku Baduy, kesenian alat musik ini adalah contoh kesenian yang dianggap sakral dan mempunyai nilai-nilai tertentu di dalamnya, seperti contoh karena banyak dari mereka yang masih mempunyai keyakinan animisme.

Angklung Buhun sering di pentaskan di acara tertentu saja, atau di saat menanam padi.

Angklung Buhun merupakan kesenian musik yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Baduy. Menurut sejarah. Angklunh yang berasal dari Kab. Lebak ini dan dari namanya saja kita sudah tahu bahwa angklung mempunyai sejarah yang cukup panjang, arti angklung Buhun sendiri adalah Angklung Tua.

Penggunaan Angklung Buhun dipercaya sudah lama sejak adanya masyarakat Baduy, sehingga sangat penting bagi mereka yang mempertahankan keberadaan alat musik ini. Angklung Buhun hanya digunakan di saat upacara Ngaseuk. Upacara Ngaseuk merupakan upacara adat di saat penanaman padi yang di harapkan bisa berjalan lancar dan bisa diberkahi sampai panen.

3. Dogdog Lojor

ALAT MUSIK TRADISIONAL BANTEN

Dogdog Lojor adalah alat musik tradisional Banten yang tepatnya Banten Selatan. Dogdog mempunyai bentuk layaknya bedug tapi dengan ukuran yang lebih kecil dan panjang. Alat musik ini sering dimainkan untuk mengiringi acara adat seperti contoh acara Seren taun, Ruawatan dan lain-lainnya.

Nama alat musik ini sendiri asalnya dari bunyinya yang seperti “dog dog dog” maka dari itu banyak orang yang menjulukinya Dogdog dan Lojor merupakan bahasa sunda yang mempunyai arti “Panjang”.

Dogdog Lojor mempunyai panjang hampir mencapai 1 meter, maka dari itu pantas saja disebut gendang bedug panjang. Dalam sebuah acara sering ada 2 – 3 alat musik ini untuk iring-iringan Angklung yang mempunyai jenis, kegunaan instrumen ini dibedakan karena mempunyai fungsi simbol tertentu pada permainannya.

4. Pantun Bambu

Pantun bambu adalah alat musik tradisional Banten yang biasa dijumpai pada Cilegon (sebuah kota pada ujung barat laut pulau Jawa) dari dulu. Pantun Bambu dahulunya digunakan oleh para petani di sawah yang sedang beristirahat selepas bekerja / membajak sawah. Seiring berkembangnya zaman, alat musik ini dipakai sebagai tujuan kesenian dan hiburan.

Dan di tahun 2001, alat musik ini diakui DisParBud Cilegon dan sekarang menjadi alat musik tradisional daerah itu sendiri.

Di saat digunakan. alat musik tradisional Pantun Bambu bisa dikolaborasikan dengan alat musik tradisional Banten lainnya, seperti contoh Patingtung, Rudat dan alat musik lainnya. Selain itu, alat musik tradisional Banten juga bisa dipakai untuk mengiringi tarian atau lagu darah bila bisa dimainkan secara kompak dan baik.

Pantun Bambu mengeluarkan irama yang unik dan bisa membuat kita tersenyum saat mendengarnya.

5. Bendrong Lesung atau Lisung

Bendrong Lesung merupakan contoh kesenian tradisional yang berasal dari Banten, seperti contoh Pantun Bambu, Bendrong Lesung dipercaya asalnya dari Cilegon yang tumbuh berkembang menjadi kesenian lokal masyarakat secara turun temurun hingga kini.

Alat musik tradisional Banten Lesung dahulu hanya kesenian tradisi di daerah tertentu sebagai penyambut hari panen raya yang tujuannya untuk mengungkapkan kebahagiaan atas kerja keras dan perjuangan yang mereka lakukan.

Jika kita melihatnya memang alat musik ini tidak terlihat spesial, terbuat dari kayu dan suara yang keluar layaknya alat perkusi (hanya tuk-tuk) tetapi semangat dari para pemain wanita yang membuat kita menjadi semangat.

Bendrong Lesung sampai sekarang masih ada, tetapi jika dibandingkan dengan masa lau, penurunan jelas terlihat bukan karena kesalahan masyarakat, tetapi perubahan zaman dan perkembangan teknologi memang tidak bisa dipungkiri.

Tentu kita harus menjaga kelestarian alat musik tradisional Banten yang kedepannya memang bukan tanggung jawab kita bersama, tetapi biarpun sedikit cobalah menumbuhkan cinta budaya Indonesia yang mempunyai sejarah dan ceritanya masing-masing.

Dengan tahu, sekilas mengenai Banten dan juga alat musik tradisional provinsi Banten, saya harap kepada anda bisa lebih memahami pentingnya untuk menjaga kebudayaan kita agar generasi setelah kita bisa merasakan kesenian secara langsung dibandingkan mendengarnya sebagai cerita sejarah saja.